Buah Pinang Peningkat Nafsu, Bentuk Seperti Pentil Tapi Bukan Sembarang Buah
Buah Pinang Peningkat Nafsu, Bentuk Seperti Pentil Tapi Bukan Sembarang Buah--
Sebagian atau seluruh dari kita mungkin sering mendengar peribahasa "bagai pinang dibelah dua," tapi tahukah kalian bahwa buah ini bukan sembarang buah yang hanya dijadikan peribahasa karena bentuknya yang terbilang serupa tapi tak sama ketika dibelah.
Namun, buah ini sendiri memiliki ragam manfaat yang berkhasiat untuk tubuh. Buah ini sendiri juga sudah banyak dikonsumsi di kalangan masyarakat Indonesia. Daerah konsumen yang cukup familiar dalam mengkonsumsi buah ini adalah Papua. Di Papua sendiri, buah ini dikonsumsi dengan cara dikunyah. Di Papua, mengunyah pinang seperti permen itu disebut juga dengan makan pinang. Bagi sebagian besar orang Papua, belum sempurna jika dalam sehari tidak makan pinang, karena telah menjadi rutinitas mereka. Bukan tanpa alasan.
Pinang atau Areca catechu adalah sebuah tanaman yang memiliki beragam manfaat. Tanaman ini dapat mencapai tinggi 15-20 meter dan diameter 15 cm. Buah pinang memiliki warna coklat kemerahan dan mengandung alkaloid serta proantosianidin yang termasuk dalam golongan flavonoid. Kandungan ini memberikan efek antibakteri dan antivirus pada biji pinang.
Oleh karena itu, biji pinang sering digunakan dalam ramuan tradisional untuk mengobati penyakit seperti disentri, diare berdarah, dan kudisan. Selain itu, biji pinang juga dapat digunakan sebagai campuran dalam sirih, sebagai bahan pewarna alami, dan bahan penyamak (National Center for Biotechnology Information, 2021). Selain itu, manfaat buah pinang dapat diperoleh berkat kandungan nutrisi di dalamnya, seperti protein, lemak, karbohidrat kompleks, zat besi, vitamin B kompleks, kalsium, fosfor, dan kalium.
BACA JUGA:Karawang Sabet Dua Emas O2SN SMP Tingkat Provinsi Jawa Barat
Buah pinang memiliki banyak manfaat kesehatan yang beragam. Dalam sebuah penelitian berjudul "Peluang Pemanfaatan Buah Pinang untuk Pangan" yang dipublikasikan di Buletin Palma pada tahun 2007, dijelaskan bahwa biji pinang mengandung tanin dan alkaloid sebagai komponen utama. Kedua komponen ini memiliki peran penting dalam memberikan manfaat bagi konsumen biji pinang. Penelitian empiris menunjukkan bahwa biji pinang telah terbukti efektif dalam mengatasi berbagai jenis penyakit.
Senyawa arekolin yang merupakan komponen alkaloid dalam biji pinang memiliki efek antihelmintik (anti cacing) berdasarkan pengujian yang dilakukan. Selain itu, ekstrak etanol dari biji pinang juga terbukti memiliki aktivitas antidepresan yang dapat membantu mengatasi stres. Untuk memungkinkan lebih banyak orang menikmati manfaat biji pinang ini, diperlukan inovasi dalam pengolahan agar biji pinang dapat lebih mudah dikonsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: